Tahun 2008 kami bertemu dalam acara MOS SMK. Saat
penentuan kelas ternyata kami sama-sama masuk ke kelas akuntansi. Kelas yang
terletak di ujung berdekatan dengan pohon keres. Perkenalan di mulai di kelas
kenangan ini. Saat itu banyak yang belum mendapat tempat duduk. Jadi banyak
anak yang ngedumel keras-keras dan berkata esok akan berangkat lebih pagi agar
mendapat tempat duduk. Maksudnya mau “ngecup”, biar dapet posisi yang
strategis, hahaha. Saat itu aku duduk dengan gadis cantik berkerudung, walaupun
belum sepenuhnya kenal kami sudah berjanji akan duduk bersama lagi besok.
Keesokan hari ternyata kami datang bersamaan
padahal kelas sudah ramai. Duh, dapet tempat sebelah mana, nih. Akhirnya kami
dapat duduk di baris ke 3 di belakang sendiri pula. Aduh, jauh banget dari
papan tulis. Bisa tersiksa aku kalo gini. Kebetulan wali kelasku sedang sakit.
Jadi wali kelas sementara kami adalah guru pengganti yang ternyata beliau
adalah guru PAI. Kami dibimbing untuk memilih pengurus kelas. Beliau juga
menentukan aturan-aturan agar tempat duduk di rolling setiap minggunya. Wah,
aku senang sekali ada kesempatan duduk depan
Dan kegiatan belajar-mengajar di mulai. Aku yang
awalnya tidak mengerti sama sekali tentang akuntansi merasa merana. Sulit amat
ini pelajaran. Gimana bisa angka di begituin, di jurnal, di bikinin laporan
padahal angkanya khayal semua. Belum lagi waktu pelajarannya bisa sampai 16 jam
seminggu. Istirahat cuma sekali, padahal dulu SMP aku istirahat dua kali. Oh
God, please help me.
Lama-kelamaan aku mulai paham. Walau
cuma sedikit, lumayanlah daripada saat awal masuk. Aku menemukan teman-teman
baru. Delapan orang berbeda kepribadian yang lumayan erat yaitu Leni, Febri,
aku, Irma, Fitri, Uci, Fanny dan Merry. Tapi dalam grup biasanya kami terbagi
empat-empat. Dan yang selalu bersamaku adalah teman sebangkuku Irma, Leni dan
Febri. Sementara tentang teman sekelasku lainnya, di luar dugaan mereka adalah
orang-orang yang wow. Dibilang nyeleneh iya, sangar iya. Amazing.
Kami melewati lomba-lomba kemerdekaan
RI di tahun pertama kami dengan kemenangan walaupun tanpa arahan dari wali
kelas. Di tahun kedua kami diwajibkan melakukan magang (PSG) di tempat-tempat
usaha mitra sekolah. Kami dipisah di tempat yang berbeda-beda. Maksimal ada 8
orang anak berada di perusahaan yang sama. Dua bulan lamanya kami magang dan
hanya bertemu saat hari sabtu untuk melaksanakan ujian semester. Bisa
dipastikan banyak nilai yang jeblok karena waktu belajar berkurang. Dan aku
salah satunya, hehehe.
Tentang kelas dua, ada sedikit cerita
lucu tentang guru Bahasa Indonesia kami. Bukannya tidak sopan, mungkin karena
faktor usia yang sudah sepuh jadi terkadang lupa. Pernah suatu hari beliau
menulis menggunakan kapur di tembok putih. Lucunya beliau malah berkata “Lho,
kok nggak ada tulisannya”. Spontan anak-anak langsung tertawa sambil menunjuk
papan tulis. Belum lagi kata-kata keramat beliau “Ko sik to ..”.
Menginjak kelas tiga kami disibukkan
dengan berbagai macam try out tiap minggunya. Kami mendapat tambahan belajar
hingga jam setengah empat. Otomatis kami harus makan siang di sekolah. Banyak
yang membawa bekal sendiri dari rumah. Dari sinilah muncul kegiatan icip-icip
ala wisata kuliner di tivi. Berpindah dari satu teman ke teman lain sampai
akhirnya kenyang sendiri.
Waktu ujian sudah sangat dekat.
Teman-temanku benar-benar setengah mati berjuang. Mulai dari mengorbankan waktu
istirahat untuk berlatih soal juga belajar bersama di sela-sela pelajaran
Bahasa Inggris yang tentunya membuat sang guru mata pelajaran marah. Tapi bukan
AK 1 namanya bila tidak bisa merayu guru yang satu ini. Pernah kami belajar
bersama saat hari minggu di rumah salah satu teman, tapi hasilnya hanya rujak,
gosip dan tawa ngakak. Bahkan sehari sebelum ujian praktek akuntansi kami masih
ber-try out ria mengerjakan angka-angka. Rasanya sampai hafal luar kepala isi
jurnalnya. Alhamdulillah kami bisa melewatinya dengan baik.
Hingga tiba saat berpisah. Tiga tahun
seperti saudara bersatu dalam keluarga akuntansi satu. Bersaing, berbagi,
peduli, ngrasani, saling mengejek namun hanya bercanda. Mungkin karena kelas
kami isinya perempuan semua membuat kami semakin solid. Acara perpisahan di
adakan di Malang sekaligus untuk rekreasi. Saat pembagian ijazah banyak yang
menangis. Dan saat seperti itulah 3 tahun rasanya seperti 3 hari. Rasanya baru
kemarin berkenalan dan sekarang kami sudah akan memasuki dunia yang baru. Masih
banyak cerita dari kelas ini yang terlalu panjang bila di tulis.
Arek akshii - arek akuntansi siji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar